10.9.06

Ibu Bernyawa 5

Beberapa minggu yang lalu saya mendengar cerita yang benar-benar membuat saya menangis. Ini tentang seorang ibu yang saya kenal dekat, namun panggil saja ia Ibu. Sudah beberapa tahun belakangan setelah keadaan ekonomi keluarganya menurun, pusat perbelanjaan keluaganya berpindah ke pasar tebet barat. Selain murah, relatif dekat dari rumah, dan disana sangat lengkap. Walaupun memang harus menahan panas dan sesak. Pada hari sang ibu pergi ke pasar tebet untuk membeli keperluan obat-obatan harian. Ia juga membeli obat disana, karena bisa ditawar dan kadang ada yang bisa dibeli setengah. Lalu ia tertarik pada sebuah lipstick pada saat melihat-lihat. Ia lihat lipstick itu beberapa saat, dicobanya ke punggung tangannya untuk melihat warnanya dan ia kembalikan ke si penjual, ia menyebutnya Uda. Ia sang pemilik toko kosmetik langganan si ibu. "Nanti deh yah da, liat-liat dulu" kata ibu.

Ia benar-benar ingin lipstick itu, entah karena memang butuh atau tertarik saja. Tapi menurutku itu adalah hal yang wajar karena toch ia adalah juga seorang wanita yang ingin tampil cantik. Lalu ia berpikir-pikir sambil berputar-putar pasar. Dan setelah beberapa lama, tak terasa ia telah memutari seluruh pasar lima kali. Dan ia memutuskan untuk pulang dan tidak jadi membeli lipstick itu. Ketika saya bertanya kepada adik saya yang menceritakan kisah ini kepada saya.

"Emang berapa harganya sih lipsticknya??"
"20 ribu". Hati saya terasa mau copot mendengarnya. Lalu apa sebabnya saya tanyakan lagi ke adik saya.
"Lah, kenapa ga dibeli terus?
"Soalnya 20 ribu bisa buat uang makan besok"

Serta merta perasaan campur aduk datang. Seumur hidup saya tidak pernah mendengar kisah seperti ini, apalagi tentang seseorang yang saya kenal baik. Ternyata memang susah sekali menjadi seorang ibu. Ia benar-benar tidak mempunyai satu hidup. Tapi 4 hidup lainnya, keluarganya. Milik anaknya yang pertama, milik anaknya yang kedua, milik anaknya yang ketiga, dan milik suaminya. Saya jadi menyadari bahwa saya harus siap untuk berpikir seperti itu juga nanti jika saya menjadi seorang ibu. Siap untuk mempunyai lebih dari satu hidup. Hidup untuk orang lain. Memang seorang ibu itu selalu mulia.

1 comment:

Anonymous said...

put... yes, i feel the same way. Here a coin of 2 euros is something that some people throw away... kadang memang kita harus bersyukur...